28.1.09

jagat raya


sesuatu yang kita kenal tanpa batas dan sepanjang umat manusia mengetahui-nya memang belum ditemukan batasannya. sebuah wahana yang mampu menampung apa saja, baik itu sesuatu yang memberi manfaat bagi sesuatu lainnya (bintang), ataupun sesuatu yang tidak bermanfaat untuk yang lainnya dan bahkan sesuatu yang sanggup menghilangkan sesuatu lainnya (black hole).

apa jadi-nya jika bagian tubuh manusia yang bernama 'hati' diukur seperti jagat raya? apakah sebuah perasaan
mempunyai kesanggupan untuk bisa menampung banyak hal yang tidak menyenangkan yang terjadi dalam hidup dan kehidupan ini? apakah ketika kekuatan fisik sudah mencapai titik kulminasi tertinggi atau bahkan terendah dari sebuah perjalanan hidup 'hati' tersebut masih dapat menampung segalanya seperti jagat raya menerima semua yang dibuang benda bernyawa ke luar angkasa?

apa jadi-nya ketika bagian lain dari tubuh manusia yang sering disebut 'pikiran' kembali diukur seperti jagat raya? apakah pikiran tersebut mempunyai kesanggupan untuk tetap rasional tanpa emosi manakala setiap saat terjadi perubahan keputusan dalam hidup, baik yang diambil oleh kita maupun orang lain, dan seketika itu juga mempunyai pengaruh yang beraneka ragam dalam helaan nafas berikutnya dalam hidup kita.

secara religius, seringkali saya mendengar bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan yang tidak sanggup dipikul oleh hamba-NYA. namun, karena 'hati' dan 'pikiran' tadi tidak pernah belajar dari tong sampah raksasa bernama jagat raya, sering kali saya terlalu cepat berkesimpulan sementara yang absurd. sebuah kesimpulan temporer yang diambil secara tidak sadar, karena pengaruh sebuah ledakkan singkat dalam hati yang bersifat emosional.

sadar... saya perlu sebuah kesadaran bahwa saya adalah manusia biasa yang mempunyai banyak keterbatasan, sementara Pencipta saya jauh lebih sanggup untuk menciptakan sebuah wahana tanpa batas yang saya sebut jagat raya.

kesadaran tersebut yang akhirnya mampu membuat saya menjadi sabar. ketika saya mulai memahami kesabaran saya, selanjutnya itu akan menimbulkan dorongan untuk memulai sebuah usaha, sebuah upaya pencapaian. segala upaya tersebut pada akhirnya saya kembalikan kepada Tuhan dalam bentuk kepasrahan..

Berusaha, berdoa, menyadari bahwa Tuhan tidak pernah memberikan cobaan yang hamba-nya tidak bisa lalui.. menyadari keterbatasan diri ini sebagai manusia, sabar dan tekun dalam berusaha, ikhlas dalam kepasrahan atas usaha yang sudah dilakukan...

serangkaian rumusan yang sangat sederhana, namun tidak semudah menuliskan ini untuk mengaplikasikannya, untuk bisa memulai menemukan jagat raya kecil dalam diri saya...

No comments: